“Bagaimana Menjadi Wali Kelas di Pondok Pesantren Nurul Hakim”
nurulhakim.sy. – Orientasi Wali Kelas di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Hakim diadakan Selasa 22 Oktober 2019. Tema yang diangkat adalah “Bagaimana menjadi Wali Kelas di Pondok Pesantren Nurul Hakim”, dengan Pembicara utama adalah Pimpinan Yayasan Nurul Hakim Lombok Bidang Pendidikan dan Pengasuhan TGH. Muzakkar Idris, Lc. MSi. dan Lalu Yulhaidir, M.Psi. Ketua HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) Wilayah NTB (2017-2021) yang merupakan alumni Pondok Pesantren Nurul Hakim 2001.
TGH. Muzakkar Idris, Lc.MSi membahas mengenai Tugas Pokok Wali Kelas yang menekankan akan pentingnya kepekaan seorang wali kelas terhadap anggota didiknya. Sedangkan Lalu Yulhaidir M.Psi mengangkat empat materi sekaligus yang merupakan bahan dasar dan tehnik-tehnik yang harus dimiliki oleh seorang wali kelas jika wali kelas akan diperankan sebagai seorang pengasuh yang bukan hanya sebagai petugas administrasi saja.
Kegiatan Orientasi Wali Kelas 22 Oktober 2019 diikuti sekitar 150 peserta yang brasal dari lembaga-lembaga pendidikan yang ada di bawah naungan Yayasan Nurul Hakim Lombok yaitu MI.DI.NH, MDSNHTQ, MTs.DI.Putra, MTs.DI.Putri, MA.DI.Putra, MA.DI.Putra, PPKH-KMMI, SMK Plus, dan Ma’had Ali Darul Hikmah lil Fikhi wad Dakwah. kegiatan dimulai Pukul 08.00 dan berakhir Pukul 15.00 Wita di Aula Institut Agama Islam Nurul Hakim (IAINH).
TIPS MENJADI PARENT UNTUK GURU DI PESANTREN
By: Lalu Yulhaidir,Psikolog anak dan remaja
⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫
Berikut tips sederhana menjalani proses parenting di lingkungan pesantren :
- Kenali profil dan identitas santri secara lengkap, nama, jejak keluarga, profesi ayah ibu, jmlh sdr, posisi dalam keluarga, karakter keluarga, dll
- Kenali profil psikologis santri,baik secara potensi ataupun kompetensi yang menonjol pada santri
- Kenali faktor resiko yang bisa melemahkan santri dan mengganggu tumbuh kembang santri
- Kenali faktor protektif yang berpotensi menguatkan santri, melindungi santri dan menjaga tumbuh kembang santri
- Kenali tingkat resiliensi (daya tahan dan ketangguhan) santri ketika menghadapi masalah
- Miliki kepekaan yang tinggi utk mengamati berbagai perubahan dan kebutuhan pendampingan santri
- Bangun coparenting yang baik dengan ayah ibu kandung (wali) santri, dengan cara menciptakan kerjasama, saling dukung, saling bantu, meminimalisir saling menyalahkan, dan bagi peran serta saling menguatkan peran dan fungsi masing masing.
- Bangun kedekatan dengan santri, melalui komunikasi aktif dan empatik
- Membuat santri merasa nyaman dan terbangun attachment (kelekatan) yang baik antara santri dengan guru asrama
- Meningkatkan harapan baik pada santri
- Melibatkan diri dalam aktivitas bersama santri, sharing activity, membantu santri menyelesaikan masalah, memberikan perlindungan dari bahaya, menentramkan jiwa santri (afeksi), dan meminimalisir gap (jarak) antara santri dengan guru (tanpa kehilangan adab dan fungsi antara guru dan santri)
- Kenali aktivitas yang disenangi dan tidak disenangi oleh santri
- Kenali pelajaran yang disukai dan tidak disukai oleh santri
- Kenali kelebihan dan kelemahan santri
- Pastikan fungsi parenting(pengasuhan) tetap berjalan dengan baik, dalam lingkungan pesantren
Jika sudah mengenal kecendrungan santri, memahami dinamika psikologisnya, mendengar dan menemaninya melalui hari hari di pesantren, maka itu udah baik sebagai wujud dampingan psikologis awal untuk santri, dan, jika tampak dibutuhkan pendampingan psikologis lanjutan, hubungkan santri dengan ahli yang bisa membantunya, untuk memberikan pertolongan psikologis lanjutan (jika dibutuhkan).